Hari ini kita akan belajar tentang "Pengembangan Ekonomi Maritim dan Agrikultur di Indonesia"
Kegiatan hari ini terdiri dari:
1. Membaca materi yang disediakan di blog ini
2. Mengerjakan latihan soal dengan meng-klik tautan yang berada di bawah.
_____________________________________________________________________
PENGEMBANGAN EKONOMI MARITIM DI INDONESIA
Pengertian Ekonomi Maritim
merupakan kegiatan ekonomi yang mencakup transportasi laut, industri galangan kapal dan perawatannya, pembangunan dan pengoperasian pelabuhan beserta industri dan jasa terkait.
Sejarah Ekonomi Maritim di Indonesia
Masa sebelum penjajahan
Salah satu kerajaan maritim terbesar
adalah Sriwijaya pada abad ke-5. Selat Malaka menjadi pintu gerbang perdagangan
Sriwijaya dengan India dan Tiongkok
Masa Penjajahan
1. Portugis
sempat menguasai Maluku pada abad ke-16 dan memperjualbelikan rempah-rempah seperti lada.
sempat menguasai Maluku pada abad ke-16 dan memperjualbelikan rempah-rempah seperti lada.
2. Inggris
sempat membangun jalur perdagangan dengan daerah Batavia dan Ambon di Indonesia.
sempat membangun jalur perdagangan dengan daerah Batavia dan Ambon di Indonesia.
3. Belanda
melalui VOC menguasai berbagai wilayah di Indonesia termasuk perairan dan memonopoli komoditi rempah-rempah dari Indonesia
melalui VOC menguasai berbagai wilayah di Indonesia termasuk perairan dan memonopoli komoditi rempah-rempah dari Indonesia
Masa Kemerdekaan
1. Masa Presiden Sukarno
Deklarasi Djuanda (deklarasi wawasan nusantara), Menasionalisasi perusahaan Belanda yang berkaitan dengan ekonomi maritim
Deklarasi Djuanda (deklarasi wawasan nusantara), Menasionalisasi perusahaan Belanda yang berkaitan dengan ekonomi maritim
2. Masa presiden Suharto
Perjuangan Indonesia sebagai negara kepulauan diakui PBB dengan dokumen konvensi PBB mengenai hukum laut, di Jamaika th. 1982
Perjuangan Indonesia sebagai negara kepulauan diakui PBB dengan dokumen konvensi PBB mengenai hukum laut, di Jamaika th. 1982
3. BJ Habibie
diluncurkan Deklarasi Bunaken mengenai visi pembangunan kelautan Indonesia tahun 1998
diluncurkan Deklarasi Bunaken mengenai visi pembangunan kelautan Indonesia tahun 1998
4. Abdurrahman Wahid
membentuk departemen eksplorasi kelautan thn 1999 menjadi departemen Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2001. Selain itu dibentuk pula Dewan Maritim Indonesia (DMI) yang kemudian berganti nama menjadi Dewan Kelautan Indonesia (DEKIN) pada 2010
membentuk departemen eksplorasi kelautan thn 1999 menjadi departemen Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2001. Selain itu dibentuk pula Dewan Maritim Indonesia (DMI) yang kemudian berganti nama menjadi Dewan Kelautan Indonesia (DEKIN) pada 2010
5. Megawati Sukarno
Putri
deklarasi maritim dengan nama Seruan Sunda Kelapa pada 2001 yang berisi kebijakan industri maritim nasional
deklarasi maritim dengan nama Seruan Sunda Kelapa pada 2001 yang berisi kebijakan industri maritim nasional
6. Susilo Bambang
Yudhoyono
Inpres tentang Pemberdayaan industri pelayaran nasional (semua kapal yang beroperasi di perairan Indonesia harus dimiliki secara domestik. UU No. 17 th 2008 tentang pelayaran, UU No.32 th 2014 tentang kelautan
Inpres tentang Pemberdayaan industri pelayaran nasional (semua kapal yang beroperasi di perairan Indonesia harus dimiliki secara domestik. UU No. 17 th 2008 tentang pelayaran, UU No.32 th 2014 tentang kelautan
7. Joko Widodo
visi kemaritiman sebagai bagian utama pemerintahan diwujudkan dengan adanya kementerian kelautan dan perikanan serta kementerian koordinator bidang kemaritiman. Mencanangkan lima pilar pembangunan Indonesia sebagai poros maritim dunia pada KTT Asia Timur
visi kemaritiman sebagai bagian utama pemerintahan diwujudkan dengan adanya kementerian kelautan dan perikanan serta kementerian koordinator bidang kemaritiman. Mencanangkan lima pilar pembangunan Indonesia sebagai poros maritim dunia pada KTT Asia Timur
Perairan laut Indonesia berdasarkan
Konvensi Hukum Laut Internasional di Jamaika 1982
1. Batas laut teritorial, yaitu 12 mil dr
titik terluar sebuah pulau ke laut bebas
2. Batas landas kontinen sebuah negara
paling jauh 200 mil dari garis dasar ke laut bebas dengan kedalaman tidak lebih
dari 200 meter
3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) ditarik
dari titik terluar pantai sebuah pulau sejauh 200 mil
Deklarasi juanda
Letak geografis Indonesia adalah negara
kepulauan
5 pilar mewujudkan Indonesia sebagai
poros maritim dunia
1. Pembangunan kembali budaya maritim
Indonesia
2. Komitmen menjaga dan mengelola sumber
daya laut
3. Komitmen mendorong pengembangan
infrastruktur dan konektivitas maritim
4. Diplomasi maritim
5. Membangun kekuatan pertahanan maritim
Faktor penyebab keanekaragaman hayati laut:
1. terletak di sekitar garis khatulistiwa
2. terdiri dari ribuan pulau
3. memiliki banyak gunung, baik di darat maupun di dasar laut
4. memiliki wilayah geologis tertentu (pertemuan paparan sunda dan paparan sahul)
Potensi Sumber Daya Kelautan
1. Perikanan
2. Energi terbarukan laut
3. Perhubungan laut (transportasi):
pelayaran, pelabuhan
4. Pariwisata bahari: terumbu karang,
pantai, diving
5. Minyak bumi dan gas lepas pantai
6. Industri dan jasa maritim
Ekonomi maritim (maritime economy) merupakan kegiatan ekonomi yang mencakup transportasi laut, industri galangan kapal dan perawatannya, pembangunan dan pengoperasian pelabuhan beserta industri dan jasa terkait.
Contoh: jasa kapal penyeberangan pulau, industri pembuatan kapal, tol laut, terminal peti kemas,
jasa pernavigasian kapal laut,
Ekonomi kelautan (marine economy) adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan di wilayah pesisir dan lautan serta di darat yang menggunakan sumber daya alam (SDA) dan jasa-jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Contoh: budi daya rumput laut, petambak garam, nelayan, wisata bahari, usaha pengawetan ikan,
pasar apung
_____________________________________________________________________
PENGEMBANGAN EKONOMI AGRIKULTUR DI INDONESIA
Ekonomi Agrikultur
Ekonomi Agrikultur merupakan upaya peningkatan perekonomian
dengan memberdayakan sektor pertanian. Agrikultur merupakan kegiatan
pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan
bahan pangan, bahan baku industri, sumber energi atau untuk mengelola
lingkungan hidup. Ekonomi agrikultur meliputi budidaya tanaman, bercocok
tanam, atau peternakan dan bisa juga pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim
dalam pengolahan produk seperti pembuatan keju dan tempe.
Faktor Pendukung Ekonomi Agrikultur
1. Keanekaragaman
hayati
Indonesia
memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Sepuluh persen dari spesies
tumbuhan berbunga, 12% spesies mamalia, 16% reptil dan amfibi serta 17% burung
di dunia terdapat di Indonesia. Potensi sumberhayati yang berasal dari tumbuhan
terdiri dari 400 jenis tanaman penghasil buah, 370 jenis tanaman penghasil
sayuran, 70 jenis tanaman berumbi, dan 55 jenis tanaman rempah. Potensi
keberagaman hayati ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan, sumber pakan
ternak, bahan baku farmasi, bahan baku industri dan bahan obat-obatan.
2. Lahan
pertanian
40%
dari total daratan di Indonesia berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian.
Selain itu, jumlah luasan dan sebaran hutan, sungai, rawa dan danau serta curah
hujan cukup tinggi merupakan potensi yang dapat menunjang
pertanian. Meskipun demikian, potensi ketersediaan lahan pertanian di
Indonesia belum dimanfaarkan secara maksimal.
3. Tenaga
Kerja
Saat
ini, ada 35 juta tenaga kerja di sektor agrikultur. Sayangnya, pesebarannya
belum merata dengan pesebaran lahan sehingga, ada daerah yang kelebihan tenaga
kerja dan ada pula yang kekurangan tenaga kerja. Selain itu, jika kemampuan dan
ketrampilan tenaga kerja ditingkatkan maka tingkat produksi juga akan meningkat
4. Pasar
Bahan
pangan hasil olahan dari sektor agrikultur memiliki potensi untuk dimanfaatkan
lebih dari 230 juta orang. Jumlah konsumen bahan pangan yang sangat besar ini
merupakan potensi pasar yang besar untuk sektor agrikultur. Oleh karena itu,
bahan pangan hasil olahan tersebut harus terus dikembangkan guna memaksimalkan
potensi pasar.
Pengembangan EkonSubSektor Pertanian
1. Tanaman Pangan, Contoh: Padi, jagung, kedelai, imbi-umbian
2. Kehutanan, Contoh: Kayu Bulat, Kayu Olahan (Kayu lapis, kayu gergaji)
3. Perikanan, Contoh: Perikanan darat (co: lele, mas, mujair), Perikanan Laut (co: Tuna, tongkol), Perikanan tawar (co: Bandeng)
4. Holtikutura, Contoh: Sayur, buah, tanaman obat, bunga-bungaan
5. Perkebunan, Contoh: teh, kopi, sawit, coklat)
6. Peternakan, Contoh: Daging dan telur (co: unggas), Susu (co: sapi), Daging (co: kerbau), Tenaga (co: Kuda)
Cara Meningkatkan produktifitas Pertanian
1. Intensifikasi: meningkatkan mutu atau kualitas, contoh: penggunaan bibit unggul
2. Ekstensifikasi: menambah faktor produksi, contoh: membeli sawah baru
3. Diversifikasi: menambah ragam produksi, contoh pertanian sistem tumpang sari
4. Mekanisasi: penggunaan mesin-mesin, contoh: traktor
5. Rehabilitasi: perbaikan lahan, contoh: rehabilitasi lahan tempat pembuangan limbah
1. Tanaman Pangan, Contoh: Padi, jagung, kedelai, imbi-umbian
2. Kehutanan, Contoh: Kayu Bulat, Kayu Olahan (Kayu lapis, kayu gergaji)
3. Perikanan, Contoh: Perikanan darat (co: lele, mas, mujair), Perikanan Laut (co: Tuna, tongkol), Perikanan tawar (co: Bandeng)
4. Holtikutura, Contoh: Sayur, buah, tanaman obat, bunga-bungaan
5. Perkebunan, Contoh: teh, kopi, sawit, coklat)
6. Peternakan, Contoh: Daging dan telur (co: unggas), Susu (co: sapi), Daging (co: kerbau), Tenaga (co: Kuda)
Cara Meningkatkan produktifitas Pertanian
1. Intensifikasi: meningkatkan mutu atau kualitas, contoh: penggunaan bibit unggul
2. Ekstensifikasi: menambah faktor produksi, contoh: membeli sawah baru
3. Diversifikasi: menambah ragam produksi, contoh pertanian sistem tumpang sari
4. Mekanisasi: penggunaan mesin-mesin, contoh: traktor
5. Rehabilitasi: perbaikan lahan, contoh: rehabilitasi lahan tempat pembuangan limbah
Pengelolaan
SDA secara lestari dilakukan dengan cara menjaga kelestarian alam seperti tidak
menggunakan peptisida dan mengggunakan pupuk alami.
Pengelolaan
SDA secara Optimal dilakukan dengan cara memaksimalkan pengelolaannya seperti
menggunakan bibit unggul, penggunaan sumber energi alternatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar