Melemahnya daya serap tenaga kerja di beberapa sektor industri, membuat
angka pengangguran bertambah. Badan
Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran di
Indonesia pada Agustus 2015 sebanyak 7,56 juta orang, bertambah 320 ribu orang
dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 7,24 juta jiwa.
Pada Agustus 2015, tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan
didominasi oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12,65 persen, disusul Sekolah
Menengah Atas sebesar 10,32 persen, Diploma 7,54 persen, Sarjana 6,40 persen,
Sekolah Menengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah Dasar ke bawah 2,74 persen.
Dikutip CNNIndonesia, Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS Razali Ritonga
mengatakan jumlah angkatan tenaga kerja meningkat sedangkan daya serap tenaga
kerja dari beberapa industri melemah.
Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2015 bertambah 510 ribu orang menjadi
122,38 juta, dibandingkan Agustus 2014 yang sebanyak 121,87 juta jiwa.
"Ada PHK dan daya serap yang agak menurun, sehingga pengangguarn
meningkat," kata Rizali di kantor pusat BPS, Jakarta, Kamis (5/11).
Razali mengatakan
sebagian industri yang melakukan PHK adalah industri yang memiliki
ketergantungan terhadap bahan baku impor. Melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS turut menambah beban biaya produksi sektor industri tersebut.
Perlambatan
pertumbuhan ekonomi nasional ditambah
terseoknya nilai rupiah terhadap dolar memicu terjadinya gelombang Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) di seluruh Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Tenaga
Kerja, jumlah karyawan yang dirumahkan 26.506 orang sepanjang September 2015.
Pemerintah sudah
mengeluarkan paket
kebijakan ekonomi yang diharapkan bisa menarik
investasi dan membuka lapangan pekerjaan. Pemerintah memberi banyak insentif
bagi penanaman modal, salah satunya kemudahan berinvestasi di kawasan industri.
Dari data BPS, selama setahun terakhir (Agustus 2014-Agustus 2015) kenaikan
penyerapan tenaga kerja terjadi terutama di Sektor Konstruksi sebanyak 930 ribu
orang (12,77 persen), Sektor Perdagangan sebanyak 850 ribu orang (3,42 persen),
dan Sektor Keuangan sebanyak 240 ribu orang (7,92 persen).
Penyerapan tenaga
kerja hingga Agustus 2015 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan
rendah, yaitu SD ke bawah 50,8 juta orang (44,27 persen) dan SMP 20,7 juta
(18,03 persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 12,6 juta
orang, mencakup 3,1 juta diploma dan 9,5 juta sarjana.
Diskusikanlah bersama temanmu!
1. Identifikasi permasalahan – permasalahan yang ada pada artikel di atas!
2. Langkah apa yang harus dilakukan pemerintah untuk mengurangi pengangguran
yang terjadi pada artikel di atas!
3. Buatlah kesimpulan dari artikel di atas!